
Di tengah keterbatasan dan himpitan ujian, di tanah yang setiap sudutnya menyimpan kisah perjuangan, hadir seberkas cahaya dari saudara-saudara di Indonesia. Sebanyak 50 paket ifthar untuk 100 penerima manfaat di Camp Mahhatah menjadi bukti bahwa mereka tidak sendiri, bahwa ada tangan-tangan penuh kasih yang merangkul dari kejauhan.
Camp Mahhatah bukanlah camp pengungsian resmi. Berbeda dari 13 camp yang didirikan oleh Kerajaan Jordania, camp ini bertahan secara mandiri. Di sini, kehidupan berjalan dalam ketidakpastian. Tidak ada jaminan bahwa esok akan lebih baik, tidak ada kepastian kapan kedamaian akan kembali. Namun hari ini, di kala azan maghrib berkumandang, ada kebahagiaan sederhana yang menyentuh hati mereka.
Bagi kita, berbuka puasa mungkin hanyalah rutinitas harian. Namun bagi mereka, sepiring hidangan berbuka adalah keajaiban kecil di tengah perjuangan besar. Setiap suapan yang masuk ke perut yang seharian menahan lapar bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga harapan. Setiap tegukan yang mengalir di tenggorokan mereka adalah kekuatan untuk bertahan, untuk terus melangkah dalam ketidakpastian hidup di pengungsian.
Bantuan ifthar ini bukan hanya tentang makanan, tetapi juga pesan cinta dan kepedulian. Bahwa di belahan dunia lain, masih ada orang-orang yang peduli. Masih ada saudara yang tidak melupakan mereka, yang terus mendoakan dalam diam, yang berusaha mengirimkan sedikit kehangatan di tengah dinginnya nestapa.
Dari hati yang paling dalam, saudara-saudara kita di Palestina mengucapkan terima kasih. "Terima kasih rakyat Indonesia atas cintamu untuk kami, Palestina." Semoga setiap kebaikan yang diberikan menjadi ladang pahala yang terus mengalir, menjadi keberkahan yang tak terhitung jumlahnya, dan menjadi saksi bahwa cinta dan kepedulian selalu lebih besar daripada luka dan penderitaan.
Mari terus berbagi, karena sekecil apa pun kebaikan yang kita berikan, ia akan menjadi cahaya di tengah gelapnya ujian.